RSPO Meeting Ke-13 di Kuala Lumpur Malaysia

Rapat tahunan ke-13  Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dihadiri sekitar  800 peserta dari 44 negara di Kuala Lumpur Malaysia. Rapat yang berlangsung  pada tanggal 16-19 Nopember  2015, bertujuan untuk menentukan rencana aksi global dalam lima tahun ke depan dan standar sertifikasi baru pada rantai pasokan global minyak sawit. RSPO adalah asosiasi nirlaba yang memfasilitasi dialog antara produsen kelapa sawit, pedagang, LSM dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan dan menerapkan standar global untuk meminimalkan dampak negatif dari budidaya kelapa sawit pada lingkungan dan masyarakat di daerah yang memproduksi komoditas tersebut.

Berbagai isu dibicarakan dalam pertemuan ini seperti pedoman minyak sawit berkelanjutan untuk China, isu-isu sosial dan tenaga kerja, memanfaatkan merek dagang RSPO, melestarikan hutan stok karbon tinggi. Isu tentang buruh dan kebebasan berserikat  di sampaikan langsung oleh Ketua Umum Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (SERBUNDO), Herwin Nasution, SH pada seminar hari pertama setelah pembukaan secara resmi.

Dalam konferensi pers, Sekjen RSPO Darrel Webber mengatakan target regional untuk penyerapan CSPO akan ditingkatkan sebanyak 100 persen pada tahun 2020 untuk Eropa, 50 persen untuk Indonesia dan Malaysia, 30 persen untuk India, dan 10 persen untuk China. Untuk mencapai target tersebut , salah satu inisiatif akan dilakukan melalui  kampanye digital untuk menjangkau konsumen di Eropa yang direncanakan diluncurkan pada 2016. Hal ini melibatkan pengembangan aplikasi merek dagang RSPO yang akan memungkinkan konsumen untuk mengidentifikasi produk turunan minyak sawit dengan merek dagang yang berlabel RSPO .

Bagikan :