Materi ini disampaikan dalam kegiatan Pelatihan Pendokumentasian Kondisi dan Resiko Kerja Buruh di Perkebunan Kelapa Sawit yang diselenggarakan oleh OPPUK, RAN, Verite dan SERBUNDO di Hotel Tiara Medan pada 20 – 23 Agustus 2015. Materi ini, mengenai struktur dan sistematika penelitian terkait kondisi buruh di perkebunan kelapa sawit. Para peneliti harus membuat topik, objektif, indikator, metode penelitian, konsep yang terstruktur, susunan pertanyaan, upaya mendapatkan data-data, pemahaman akan wawancara, perlunya melakukan pra-investigasi, kebutuhan dokumentasi lapangan baik berupa foto maupun video, analisa data serta rekomendasi.
Beberapa prinsip yang harus dipatuhi agar sebuah penelitian berhasil mencapai tujuannya, antara lain :
- Perlunya menetapkan topik dan objektif lebih jelas dan spesifik. Dari kedua item tersebut bisa diperkirakan akan seperti apa laporan penelitian yang akan dibuat. Dari objektif bisa diketahui: isi, waktu dan metode penelitian. Objektif yang tidak jelas akan berakibat pada meluas atau menyempitnya sebuah penelitian. Tempat penelitian yang akan dilakukan sesuai objektif seharusnya spesifik.
- Dengan menjabarkan objektif sedetail mungkin, maka peneliti akan dengan mudah menentukan data-data apa saja yang harus didapatkan sebagai pendukung. Termasuk pula dalam hal ini standard sebagai kerangka analisis.
- Perlunya menyusun pertanyaan secara lebih spesifik sesuai dengan prinsip 5W+1H. Dalam hal ini harus diingat bahwa tidak ada pertanyaan yang benar atau salah.
- Jangan pernah membuat objektif penelitian sama dengan objektif organisasi sekalipun hasil penelitian bisa dikembangkan untuk digunakan sebagai bahan dalam melakukan advokasi buruh perkebunan kelapa sawit.
- Struktur penelitian yang baik akan membuat peneliti jadi tahu membatasi pertanyaan sejauh mana harus dikembangkan.
- Jangan pernah melupakan soal etik dan praktis ketika melaksanakan penelitian. Jika tidak maka peneliti akan terjerat pada sikap emosional ketika pertanyaan wawancaranya tidak memperoleh jawaban sebagaimana seharusnya.
Sebuah pendekatan penelitian yang bisa digunakan baik oleh peneliti maupun advokat yakni pendekatan sistem. Sebagai lensa, pendekatan model ini bisa membantu peneliti menemukan atau memperkuat bukti-bukti tentang kondisi di perusahaan yang tengah diteliti seperti tentang diskriminasi, pencegahan pembentukan serikat pekerja dan masalah-masalah terkait pengupahan.
Peneliti berusaha memahami satu kejadian tidak hanya sebatas permukaan. Sebagaimana gunung es, yang terlihat di permukaannya hanyalah sebagian kecil dari wujud es yang sesungguhnya. Tersembunyi bongkahan yang jauh lebih besar dibawahnya. Begitu pula sebuah peristiwa yang hendak diteliti, harus melihatnya dari sisi dalam sehingga mengenalnya secara utuh. Terutama menyangkut pola dan trend, adakah peristiwa tersebut merupakan sesuatu yang berulang, pendekatan sistem akan mampu untuk membongkarnya. Pertama, akan diketahui apakah perusahaan sudah memenuhi kewajibannya terhadap buruh. Kedua, apakah ada peraturan yang berlaku terkait pelanggaran yang dilakukan.
Dalam melakukan advokasi, pendekatan sistematik membantu kita mendefenisikan langkah berikutnya yang harus ditempuh. Misalnya bagaimana agar advokasi tersebut jadi lebih cerdas. Dengan memahami sistem pengelolaan, maka siapa saja akan terbantu menyusun cara penilaian yang lebih cerdas dan lebih pintar untuk menemukan celah-celah dari mana muasalnya sebuah situasi terjadi. Ini merupakan kerangka kerja yang paling mudah yang paling banyak diterapkan organisasi.