Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (SERBUNDO) telah terbentuk di provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat dan juga di Kalimantan Timur. Penting untuk melakukan penguatan pemahaman kader SERBUNDO tentang pengertian managemen organisasi serikat buruh agar mampu menjalankan roda serikat dengan optimal. Pelatihan ini menjelaskan pengertian serikat buruh dan managemen organisasi baik berdasarkan peraturan yang berlaku dan disiplin lmu tentang managemen serta
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) SERBUNDO yang merupakan aturan dan mekanisme SERBUNDO.

Kegiatan pelatihan dan pendidikan ini bertujuan agar Pengurus Basis (PB) SERBUNDO mampu mengelola serikat. Dengan pertimbangan jarak tempuh dan waktu cuti peserta pelatihan maka pelatihan ini dilaksanakan 2 kali yakni; di Kota Pinang Kab. Labuhanbatu Selatan dilaksanakan pada 28 sampai dengan 30 Oktober 2017 di Grand Sahada Hotel dan pelatihan kedua dilaksanakan di Hotel Sitamiang Kota Padangsidempuan pada 14 sampai dengan 16 Desember 2017 yang diikuti oleh 32 orang perwakilan pengurus basis SERBUNDO.

Pengalaman buruh dalam menjalankan serikat ditingkat basis selama ini biasanya sering menghadapi tantangan sebagai pemimpin dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.Sehingga penting mencermati latar belakang pendidikan dan kondisi yang berdomisili diperkebunan kelapa sawit yang berada pada lokasi-lokasi yang terisolir, sehari-harinya berhadapan dengan sistem dan target kerja yang berat dan penuh tekanan dan berbagai sanksi dan denda, intimidasi dan penghalang-halangan kebebasan berserikat seakan menjadi kondisi normal kehidupan sosial buruh diperkebunan kelapa sawit. Padahal dampak atas situasi tersebut menjadikan buruh kehilangan peran dan fungsi sosialnya, buruh jadi berada pada situasi yang sangat jauh dari harapan untuk mampu melakukan pengembangan dan kemampuannya sebagai sumber daya manusia, terkondisikan hanya cukup sebagai pekerja saja.

Dalam pelatihan ini ditegaskan bahwa kondisi kehidupan yang dialami buruh saat ini bukanlah menjadi penghalang untuk maju dan membangun perubahan dan kesejahteraan hidup. Herwin Nasution, SH (Ketua Umum SERBUNDO) menghimbau agar buruh harus mau belajar supaya pintar dan memiliki kapasitas, termasuk melakukan administrasi baik surat-menyurat dan juga administrasi keuangan“harus bisa baca tulis”. Pekerjaan sebagai buruh tidak boleh menghalangi kemajuan kaum buruh untuk mampu melakukan administrasi serikat, mampu melakukan dialog, mampu memenangkan perundingan juga pembelaan permasalahan anggota serikat.

Ada praktek yang dilaksanakan oleh peserta dalam pelatihan ini, saling tukar informasi tentang kondisi kerja ditempat masing-masing, saling berkenalan, bertukar nomor HP dan membangun networking (jaringan) melalui group Media Sosial. Hingga tulisan ini disusun para peserta saling bertukar informasi atas tindaklanjut yang telah disusun oleh setiap perwakilan Pengurus Basis pada saat hari ke tiga pelatihan ini dilaksanakan. Seperti yang tertulis dalam pepatah bahwa “Pendidikan dan lmu itu adalah jendela dunia” dimana secara prinsip bahwa perjuangan buruh itu harus ulet dan habis-habisan sebagaimana mengutip yang dipesankan oleh Bung Karno ”jika kaum buruh menginginkan kehidupan yang layak, naik upah, mengurangi tempo kerja, dan menghilangkan ikatan-ikatan yang menindas, maka perjuangan kaum buruh harus bersifat ulet dan habis-habisan. Jika ingin merubah nasib, kaum buruh harus menumpuk-numpukkan tenaganya dalam serikat pekerja/ serikat buruh, menumpuk-numpukkan machtvorming/ pembangunan kuasanya dalam serikat pekerja/ serikat buruh, dan membangkitkan kekuasaan politik didalam perjuangan. “Politik minta-minta satu kali akan berhasil, tetapi sembilan puluh sembilan kali niscaya akan gagal, karena politik meminta-minta tidak akan menghapuskan kenyataan antitesa antara modal dan kerja”.

Selamat Tahun Baru 2018 buat teman-teman SERBUNDO dan teman-teman buruh dimanapun berada. Salam Solidarity.

Bagikan :